28 Juni 2012

DA-084. Nyawa Kedua Dari Langit

Aji Saka
Serial Dewa Arak
dalam episode 084: Nyawa Kedua Dari Langit
Cetakan pertama
Penerbit Cintamedia, Jakarta
Penyunting
Gambar Sampul
128 hlm; 18 cm
Ebook (pdf) by Abu Keisel, Edit Teks (fujidenkikagawa)



Sinopsis

Jagalpati, seorang pemimpin gerombolan penjahat, berhasil menipu seorang petapa sakti untuk menurunkan ilmu-ilmunya. Kemudian, ia pun malang melintang di dunia persilatan dengan kejinya. Tokoh-tokoh putih terpaksa bergabung menanggulanginya. Itu pun masih gagal. Seakan NYAWA KEDUA DARI LANGIT selalu muncul dan menyelamatkannya!

Benarkah Jagalpati bisa bangkit dari kematiannya? Atau... karena nyawa dari langit itu?!

___________________________________
Link Download (PDF) - 452 KB

Go To Dewa Arak

22 Juni 2012

PNP-048. Misteri Selendang Biru

T. Hidayat
Serial Pendekar Naga Putih
dalam episode 048: Misteri Selendang Biru
Cetakan pertama
Penerbit Cintamedia, Jakarta
Penyunting
Gambar Sampul
128 h. ; 12 x 18 cm
Ebook (pdf) by Abu Keisel, Scan : Clickers, Edit (Adnan Sutekad)



Sinopsis

Ki Wantara sendiri sempat terkejut mendengar pertanyaan yang tidak disangkanya itu. Ucapan itu membuatnya mencoba mengenali siapa adanya gadis remaja di hadapannya. Tapi, meski telah berusaha keras memutar otak, lelaki setengah baya itu tetap saja tidak mengenali Wintari. Bahkan Ki Wantara yakin ia belum pernah berjumpa dengan dara remaja yang cantik itu.

“Siapa kau, Nisanak? Dan, ada keperluan apa kau menanyakan kawanku itu?” tanya Ki Wantara tanpa menjawab pertanyaan Wintari. Lelaki tua itu sepertinya ingin mengetahui lebih dulu tentang siapa sesungguhnya gadis cantik berpakaian serba putih itu, sebelum menjawab pertanyaan Wintari.

“Hm..., tidak perlu kau jelaskan, aku sebenarnya sudah bisa menduga yang mana bangsat Galangsa itu!” kata Wintari geram seraya melemparkan pandangan tajam ke arah lelaki tegap jangkung yang sempat membuatnya terkejut. Ternyata gadis cantik yang tidak dikenalnya sama sekali itu dapat menebak secara tepat dirinya.

Link Download (pdf) - 375 KB

19 Juni 2012

PBS-013. Sumpit Nyai Loreng

Author : Fahri A.
Serial Pendekar Bayangan Sukma
dalam Episode 013 : Sumpit Nyai Loreng
Penerbit : Gultom Agency
Cetakan Pertama, 1991
Setting : Trias Typesetting
Ebook (pdf) by Abu Keisel, Scan by Clickers, Edit Teks (Fujidenkikagawa)



Sinopsis

Ki Madrim mendesah masygul. Tapi kemudian dia berkata, "Suralaga... kau lihatlah jaring yang telah jebol itu. Rupanya wanita iblis itu berhasil menjebol jaring yang terbuat dari bahan yang cukup kuat itu! Dan meloloskan diri!"

Di atas memang terdapat jaring yang telah jebol. Mau tak mau Suralaga dan Giri Lantang jadi mempercayainya. Namun bagi mereka itu bukanlah suatu kepuasan karena bisa saja Ki Madrim telah sengaja memasangnya untuk mengelabui mereka.

Seperti mengetahui apa yang tersirat di hati Suralaga dan Giri Lantang, Ki Madrim berkata lagi,
"Kalian lihatlah! Pintu itu sudah hancur oleh perbuatannya. Dan kalian lihat tombak-tombak yang menancap di dinding. Tombak-tombak itu telah menyerang Nyai Loreng!"

___________________________________

17 Juni 2012

PRS-080. Istana Maut

Author : Teguh S
Serial Pendekar Rajawali Sakti
dalam episode 080: Istana Maut
Penerbit Cintamedia, Jakarta
Penyunting
Gambar Sampul
128 h. ; 12 x 18 cm
Ebook (pdf) by Abu Keisel, Scan : Clickers, Edit Teks (Lovely Peace)



Sinopsis

"Hiyaaat...!"

Crang...! Pintu jeruji baja itu terbelah ketika pedang Pendekar Rajawali Sakti membabatnya! Pendekar Rajawali Sakti pun segera melesat keluar dan jatuh bergulingan di tanah beberapa kali.

"Hhh...!" Rangga menarik napas panjang setelah berada di luar Istana Maut itu. Sungguh tidak diduganya kalau istana itu benar-benar berbahaya. Hampir saja dirinya terjebak di dalam sana!

Benarkah Istana Maut digunakan untuk menjebak para pendekar? Mengapa Pendekar Rajawali Sakti merasa perlu memasukinya? Lalu, siapakah si Tua Gila yang sengaja mengundang Rangga untuk menaklukkan Istana Maut itu? Dan yang terpenting, siapa yang mengubah istana itu sehingga penuh dengan maut?

_______________________________
Link Download (pdf) - 419 KB

Go to Pendekar Rajawali Sakti

15 Juni 2012

Pagi, Siang, dan Malam

Author : Sidney Sheldon
Judul : Pagi, Siang, dan Malam (Morning, Noon, & Night)
Alih Bahasa : Hendarto Setiadi
Desain Sampul : Pagut Lubis
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama, Januari 1996
448 hlm, 18 cm
Ebook (djvu) by otoy



Sinopsis

Harry Stanford, salah satu orang terkaya di dunia, tenggelam secara misterius saat berlayar dengan kapal pesiarnya di lepas pantai Corsica, dan kematian-nya memicu serangkaian kejadian yang bergema ke seluruh dunia. Pertemuan keluarga seusai upacara pemakaman di Boston diusik oleh kemunculan seorang wanita muda yang luar biasa cantik. Ia mengaku putri Harry Stanford dan menuntut bagian dari warisan yang bernilai miliaran dolar. Betulkah ia putri sang pengusaha terkemuka, ataukah ia hanya penipu yang mencoba meraih keuntungan? Keluarga Stanford termasuk keluarga paling terpandang di Amerika Serikat, tapi di balik tameng kemasyhuran dan kemewahan tersembunyi jaringan pemerasan, narkotika, dan pembunuhan.

Morning, Noon & Night—kisah perebutan warisan yang dituturkan dengan kepiawaian jago cerita kelas dunia dan berakhir dengan kejutan khas Sidney Sheldon

______________________________________
Link Download (DJVU) - 6,35 MB

Go To Sidney Sheldon

14 Juni 2012

PHK-020. Banjir Darah di Bukit Siluman

Author : D. Affandy
Serial Pendekar Hina Kelana
dalam Episode 020 : Banjir Darah di Bukit Siluman
Setting : Mutiara Typesetting
Ebook (pdf) by Abu Keisel, Edit Teks (Fujidenkikagawa)


___________________________________

13 Juni 2012

RC-012. Bocah Siluman Penghuni Makam Tua

Mario Gembala
Serial Roro Centil
dalam episode 012: Bocah Siluman Penghuni Makam Tua
Cetakan pertama
Penerbit
Penyunting
Gambar Sampul
128 hlm; 18 cm
Ebook (pdf) by Abu Keisel



Sinopsis

"ROROOO...! ROROOOOOOOOO...!” suaranya terdengar berkumandang ke setiap penjuru. Akan tetapi Roro Centil sudah berkelebat jauh sekali. Dan diantara desah angin ketika tubuhnya berlari, air mata gadis itu pun sudah menitik terbang terbawa angin. Masih terdengar si Dewa Linglung.

"Rorooooooooo...! Aku mencintaimu...! aku mencintaimu....! aku mencintaimu.....!" Namun suara teriakan pemuda itu pun lenyap juga akhirnya. Dan Roro Centil cuma bisa menghela napas. Sementara hatinya berbisik. Roro! Entah kapan kau mau mencintai seorang laki-laki? Dan dari relung hatinya yang paling dalam ada jawaban. Entahlah! Mungkin 10 tahun lagi, mungkin juga 100 tahun, atau mungkin juga 1000 tahun lagi, aku tak tahu: Ya, aku memang tak mengetahui.....

Tapi ada satu bisikan dari hati yang sadar, namun begitu trenyuh...
"Dewa Linglung...! ah, betapa malangnya nasib mu..."
____________________________________
Link Download (PDF) - 388 KB

04 Juni 2012

PCN-011. Istana Langit Perak

Author : Barata
Serial Pendekar Cambuk Naga
dalam Episode 011: Istana Langit Perak
Penerbit : Wirautama
Cetakan Pertama, 1991
128 hlm; 18 cm
Ebook (pdf) by Abu Keisel, Scan by Clickers, Edit Teks (Lovely Peace)



Sinopsis

"Percuma saja..." ujar Jaka Bego lesu. "Badanku tak akan bisa segar. Tetap saja kurus kerempeng begini dari dulu sampai sekarang. Dulu juga ada orang yang menyuruhku minum jamu. Katanya jamu gemuk badan. Setelah kuminum beberapa gelas, badanku tetap saja kurus kerempeng, tidak bisa gemuk-gemuk juga. Malahan perutku kembung karena kebanyakan minum jamu itu."

"Ramuan ini memang tidak bisa menggemukkan badan, hanya membuat badan menjadi segar, sehat dan..."
"Bersemangat tinggi," sahut Andini seraya mengikik. Tangannya masih saja mempermainkan sesuatu pada diri Jaka Bego sehingga Jaka Bego sesekali menggelinjang dalam desis yang pendek.

"Apakah menurut kalian aku kurang mempunyai semangat hidup?" tanya Jaka Bego yang tidak paham dengan arah pembicaraan mereka.

___________________________________

01 Juni 2012

PNP-045. Pengemban Dosa Turunan

T. Hidayat
Serial Pendekar Naga Putih
dalam episode 045: Pengemban Dosa Turunan
Cetakan pertama
Penerbit Cintamedia, Jakarta
Penyunting
Gambar Sampul
128 h. ; 12 x 18 cm
Ebook (pdf) by Abu Keisel, Scan : Clickers, Edit (Adnan Sutekad)



Sinopsis

“Hm..., bersiap-siaplah....”

Ki Lunggara mengeluarkan kata-kata peringatan saat melihat Pulau Elang Hitam sudah terpampang beberapa belas tombak di depannya. Wilang, yang mendengar peringatan pemimpinnya, segera berpencar bersalto diikuti kawan seperahunya. Mereka memisah-kan diri dari kelompok Ki Lunggara.

“Kita berpisah, Kakang...,” ujar Wilang sebelum memisahkan diri dan bergerak ke kanan. Rupanya lelaki bertubuh sedang yang gerak-geriknya gesit itu tetap hendak melaksanakan niatnya untuk mendatangi pulau secara sembunyi-sembunyi.

Ki Lunggara hanya menganggukkan kepalanya menyahuti ucapan Wilang. Kemudian ia terus bergerak maju mempercepat laju perahunya.

Link Download (pdf) - 362 KB